TEMPO.CO,
Jakarta - Grace Tahir terpaksa mengurungkan niatnya mengunggah foto pemandangan dan makanan khas Selandia Baru ke akunnya di Facebook tatkala liburan ke negara itu tahun lalu.
Ketika itu, ia ingin memberikan sentuhan lain di dalam fotonya melalui
software perekayasa foto. Sayang, senjata pembidik gambar yang dibawa hanya ponsel BlackBerry dan kamera DSLR.
“Waktu itu kan belum ada aplikasi seperti Instagram di BlackBerry,” kata wanita penggemar fotografi ini kepada
Tempo, Selasa lalu. “Dari situ, muncul ide untuk membuat aplikasi Bibbycam.”
Bibbycam adalah peranti lunak perekayasa foto yang dibangun Grace bersama suaminya, Ronald Kumalaputra. Suami-istri yang menekuni pendidikan ekonomi di Amerika Serikat ini membuat
software di bawah bendera PT Are Gee.
Grace yang awam soal peranti lunak menggandeng tiga
programmer untuk mewujudkan mimpinya. Dia mengaku sempat mengalami kesulitan saat membuat program ini. Misalnya, salah
coding dan menerjemahkan rekayasa fotografi yang diinginkan ke dalam bahasa pemrograman.
Namun, berkat ketekunan dan kesabaran, aplikasi Bibbycam akhirnya hadir di BlackBerry App World sejak 18 Januari lalu. Hingga kini, aplikasi gratisan itu sudah diunduh lebih dari 44 ribu kali.
Dari jumlah itu, Bibbycam paling banyak diunduh di Indonesia dengan 28,43 persen, disusul Thailand (13,58 %), Filipina (6,20 %), Amerika Serikat (5,25 %), dan Afrika Selatan (4,30 %). Setiap harinya sekitar 1.000 foto diunggah melalui Bibbycam.
Sebenarnya nama asli aplikasi ini adalah BBcam. “Tapi RIM menolak dengan alasan mirip dengan merek mereka,” kata Ronald. “Akhirnya kami ubah.”
Chief Mobile Developer Bibbycam Martinus Lie mengatakan
software ini dapat dipakai di BlackBerry OS 5 ke atas. Di dalamnya terdapat 18 filter, tujuh
frame, dan rotasi foto ke delapan arah.
Menurut Grace, yang membedakan Bibbycam dengan aplikasi sejenis adalah tersedianya fitur
double filter sehingga pengguna dapat mengkombinasikan dua nuansa sekaligus ke dalam satu foto. Ada pula fitur
multiframe yang mampu memuat empat gambar dalam satu layar.
Ketika selesai mengutak-atik foto, Bibbycam juga menyediakan akses langsung supaya Anda dapat membagikan gambar ke Facebook dan Twitter. Pengguna aplikasi Bibbycam didominasi jenis BlackBerry Bold, baik versi 9780, 9700, maupun 9900. Kemudian tipe BlackBerry Curve dan Torch.
Sayang, tampilan antarmuka Bibbycam masih kaku. Di situs BlackBerry App World, beberapa pengguna juga mengeluhkan kesulitan registrasi dan menghapus foto yang sudah diunggah. “Itu masukan buat kami,” kata Grace.
Selain membuat aplikasi untuk BlackBerry, Grace dan Ronald juga berencana membangun
software multiplatform yang bergerak di bidang kesehatan. “Kami ingin aplikasi ini berjalan di Android dan iOS,” ujar Ronald.
RINI KUSTIANI* * *
Serupa tapi Beda
Di BlackBerry App World, ada beberapa aplikasi yang memiliki layanan serupa Bibbycam, di antaranya Molome dan Pixtix. Tentu hanya Bibbycam yang asli buatan Indonesia.
=> Bibbycam
- Versi: 2.0.0
- Rilis 18 Januari 2012
- Ukuran
file 1.107 KB
- 18 filter, seperti Sephia, Old Photo, Sunshine, Negative, Posterize, dan terdapat fitur
double filter- Tujuh
frame dan dapat menyatukan empat gambar sekaligus
- Membuat album dan tergabung dalam Bibbycam Community
- Tersambung ke Facebook dan Twitter
- Tersambung ke BlackBerry Messenger (minimal BlackBerry OS 6)
=> Molome
- Versi 2.0.7.4
- Rilis 4 Oktober 2011
- Ukuran
file 1.735 KB
- Buatan Thailand
- 14 filter, seperti Vignette, Parlo, Croosy, Old Paper, Vintage
- Tergabung dalam Molome Community
- Tersambung ke Facebook dan Twitter
=> PixTrix
- Buatan Cina
- Versi 1.5.0
- Rilis 25 November 2011
- Ukuran
file 1.819 KB
- 10 filter
- Tersambung ke Facebook dan Twitter
* * *