Petugas evakuasi harimau korban jerat
Ilustrasi - Harimau sumatera (panthera tigris sumatrae). (FOTO ANTARA/Irsan Mulyadi)
Bengkulu | Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu menyelamatkan dan mengevakuasi seekor harimau Sumatera (Phantera tigris Sumatrae) yang terkena jerat di sekitar Desa Talang Sebaris Kabupaten Seluma, Bengkulu.
"Kondisi harimau betina itu cukup memprihatinkan dengan luka cukup parah karena jerat," kata Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Bengkulu, Jaja Mulyana di Bengkulu, Kamis sore.
Ia mengatakan, keberadaan harimau korban jerat itu diketahui dari informasi warga setempat kepada petugas BKSDA.
Warga yang mengetahui harimau terkena jerat tidak berani mendekat karena khawatir satwa terancam punah itu akan menyerang.
"Setelah menerima laporan itu kami langsung menurunkan petugas ke lokasi dan membawa kerangkeng," katanya.
Atas upaya petugas, harimau dapat dilepaskan dari jerat dan dimasukkan ke kerangkeng untuk upaya penyelamatan.
"Luka di bagian kepala dan kakinya cukup parah sehingga perlu pengobatan intensif, jadi kami bawa ke Bengkulu," tambahnya.
Saat ini harimau terluka itu sudah berada di Kantor BKSDA Bengkulu untuk mendapatkan perawatan dari dokter satwa BKSDA.(KR-RNI/Z002)
Kondisi harimau sumatera terjerat makin membaik
Harimau sumatera yang terjerat perangkap di Sumatera. Menurut survei, 11 harimau sumatera tewas di tangan pemburu liar atau dibunuh warga terkait konflik harimau-manusia. (FOTO ANTARA/FB Anggoro)
Bengkulu | Balai Konservasi Sumber Daya Alam menilai, konsisi harimau sumatera terkena jerat warga yang berhasil dievakuasi pekan lalu kondisinya makin membaik, setelah sempat stres berat.
"Namun berdasarkan saran dokter hewan setempat, harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) itu memerlukan perawatan lebih intensif ke rumah sakit hewan," kata Kepala BKSDA Bengkulu, Anggoro Sujatmiko, Rabu.
Ia mengatakan, harimau betina yang diberi nama Tesa itu sekarang mengalami salah satu urat kaki belakang terjepit diduga akibat benturan saat kena jerat belum lama ini.
Sekarang dua kaki belakang hewan dilindungi itu terancam lumpuh meskipun kodisi kesehatannya mulai membaik dan memerlukan perawatan ronsen di rumah sakit hewan.
"Kewajiban kita mengusulkan agar harimau itu bisa di-rontgen supaya bisa mengetahui penyakit dideritanya, terutama pada bagian kaki belakangnya," katanya.
Masalah menetukan lokasi rosen itu tergantung perintah pusat rumah sakit hewan mana yang mau dirujuk, sehingga harimau itu betul-betul kembali sehat.
Sekarang proses pengobatan harimau betina itu dalam tahap penyembuhan dan tinggal dua kaki belakangnya yang belum normal, bila tidak cepat dironsen dikhawatirkan bisa lumpuh, ujarnya.
Kepala Tata Usaha BKSDA Bengkulu, Supartono, mengatakan, harimau itu setelah kena jerat berhasil masuk kerangkeng yang umpannya seekor kambing dan beberapa ekor ayam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pertama saat kondisi harimau itu makin lemas ada beberapa hal pemicu yaitu pada lehernya terluka cukup serius dan membusuk bahkan sudah berulat.
"Saat sudah dalam kerangkeng harimau itu membawa seutas tali diduga jerat dan masih terlilit dilehernya, selain itu, terdapat luka bagian lutut kaki belakang sebelah kanan, kondisinya lemah dan tidak nafsu untuk minum air," ujarnya.
Harimau betina itu berhasil dievakuasi dari wilayah Desa Talang Sebaris, Kecamatan Airpriukan, Kabupaten Seluma, Bengkulu, Kamis (21/2). (*)