Menurut pengelola UD Mekar Jaya yang membuat berbagai jenis mainan tradisional, Sunadi, negara yang menjadi tujuan pemasaran berbagai jenis mainan tradisional, adalah Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.
Sedangkan untuk wilayah dalam negeri hampir semua kota-kota besar menjadi wilayah pemasarannya, katanya.
Ia mengatakan, mainan tradisional yang diciptakannya, merupakan jenis mainan anak-anak yang dimainkan dengan seutas tali agar bisa berjalan maju.
"Awalnya, sering disebut mainan kura-kura karena bentuknya memang menyerupai hewan kura-kura. Tetapi, saat ini jenisnya mencapai belasan jenis bentuk yang menyerupai hewan yang memang disukai anak-anak," ujarnya.
Di antaranya, katak, tikus, kelinci, udang, lele, buaya, kalajengking. "Model yang terbaru yakni kupu-kupu dan tokoh kartun Ipin-Upin," ujarnya.
Ketertarikannya menekuni mainan tradisional yang berusia puluhan tahun tersebut, kata dia, berawal dari orang tuanya yang memperkenalkan mainan tradisional tersebut.
Dia lalu mencoba membuatnya sendiri dengan peralatan seadanya, menggunakan bahan baku spons yang dicetak sesuai bentuk hewan.
Ia mengatakan, semua proses produksi dikerjakan secara manual, termasuk membuat alat cetaknya juga dilakukan secara manual.
Kapasitas produksi per hari, kata dia, mencapai 2.000 unit mainan dengan berbagai bentuk yang dikerjakan oleh 12 karyawan. Sedangkan harga jual mainan berkisar antara Rp800 hingga 1.200 per unit untuk tingkat grosir.
Harga bahan baku utama spons diperoleh dari Jakarta, dengan harga beli sekitar Rp9.000 hingga Rp11.000 per kilogram.
"Awalnya, jumlah orang yang memasarkan ke luar negeri hanya beberapa orang saja, kini mencapai puluhan orang," ujarnya.
Sedangkan jumlah mainan yang dipasarkan ke luar negeri mencapai belasan ribu unit. "Pengiriman ke luar negeri dilakukan setiap bulan dua kali. Sedangkan untuk sejumlah daerah di Tanah Air dilakukan sesuai pesanan," ujarnya. (*)
• ANTARAnews Label: Bisnis
Responses
0 Respones to "Mainan Tradisional Dipasarkan ke Luar Negeri"
Posting Komentar