YOGYAKARTA (SINDO) – Bencana banjir yang kerap melanda di hampir seluruh wilayah Indonesia mengilhami empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri Yogyakarta untuk menciptakan alat pendeteksi banjir.
Alat yang diberi nama early flood warning system (EFWS) ini cukup menarik karena merupakan peralatan sederhana yang dapat dibuat secara mandiri oleh warga. Bahan-bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan seperti pipa paralon, karet, lampu sirene, modul sirene, pengeras suara, lempeng konduktor tembaga, dan gabus. Seluruh bahan itu kemudian dirangkai sedemikian rupa dengan menerapkan sistem rangkaian listrik tertutup. “Alat ini tidak menerapkan sistem rangkaian instalasi listrik yang rumit.
Dengan demikian, masyarakat dapat membuat alat pendeteksi banjir secara mandiri,” kata salah satu pencipta EFWS, Dian Pratama Sari, kemarin. Selain Dian, penemu yang lain adalah Muhammad Taufiq, Yuli Estrian, dan Dodi Krisdianto. Muhammad Taufiq menjelaskan, cara merangkai EFWS yaitu dengan memasang tongkat alumunium ringan di atas gabus.Pada ujung tongkat alumunium itu dipasang konduktor yang sudah dihubungkan dengan kabel listrik. “Bila volume air sungai meningkat, air mendorong gabus dan karet ke atas.
Ketika ujung tongkat alumunium bergerak menyentuh lempeng konduktor yang sudah dihubungkan dengan sirene,akan muncul isyarat tanda bahaya banjir,” katanya. Dari uji coba yang dilakukan, ketika dua konduktor saling sentuh dan terjadi aliran listrik,bunyi dan nyala lampu sirene sebagai isyarat tanda bahaya menyala selama dua hingga tiga menit.“Terdengar dalam radius 100 meter dari pusat terjadinya banjir. Alat ini telah diujicobakan di Selokan Mataram, Yogyakarta, dengan hasil memuaskan,”tambah Taufiq.
Lantaran rangkaian yang sederhana dan mudah dibuat secara mandiri oleh warga,EFWS pernah mendapatkan penghargaan medali emas pada Program Kreativitas Mahasiswa 2010. Dengan memanfaatkan hukum fisika Archimedes,alat tersebut dapat memberikan peringatan berupa bunyi sirene dan nyala lampu peringatan hingga jarak 100 meter.
Di Yogyakarta, upaya mencegah terjadinya banjir memang sudah dilakukan.Dari pengerukan material sampai pembuatan tanggul-tanggul di tepi sungai. Dengan alat EFWS ini setidaknya masyarakat tidak harus berdiam diri di dekat sungai untuk memantau perkembangan aliran air sungai ketika hujan turun. (maha deva)
• SINDO Label: Teknologi Informasi
Responses
0 Respones to "Mahasiswa Ciptakan Alat Pendeteksi Banjir"
Posting Komentar