SURABAYA, KOMPAS.com - Besarnya pengakses internet mobile ternyata belum bisa diimbangi jumlah produksi aplikasi dari mobile developer Indonesia. Hal itu sangat disayangkan.
Menurut Narenda Wicaksono, Developer Marketing Manager Nokia Indonesia, ada sekitar 209 juta pengguna internet mobile Indonesia yang seharusnya bisa menjadi pasar potensial untuk karya para mobile developer lokal.
Dalam paparannya di acara pertemuan Surabaya Web Community (suWec) pada Sabtu (2/4/2011), Narenda mengharapkan para mobile developer Indonesia bisa menggali berbagai macam potensi lokal untuk kemudian dibuatkan aplikasi mobile-nya. Narenda juga mengingatkan, sebaiknya para mobile developer jangan terpaku pada platform, tetapi juga harus berfikir bagaimana produk aplikasinya bisa menghasilkan uang.
Selain Narenda, hadir pula Zainal Abidin (pemenang Hackathon Bancakan), Ahmad Masykur (pembuat aplikasi pengingat jadwal shalat), dan Bernardus Sumartok (Head of Digital Media – Mobile, Kompas Gramedia Group) sebagai pembicara. Pertemuan yang fokus membahas tentang potensi aplikasi mobile tersebut digelar di Hotel Novotel Surabaya.
Ahmad Masykur, seorang mobile developer yang aplikasinya diunduh sebanyak 30 ribu kali hanya dalam tiga minggu, mengatakan, pembuatan aplikasi sebaiknya didasari oleh kebutuhan calon pengguna. Meskipun itu kebutuhan kecil. Aplikasi pengingat jadwal shalat yang ia buat, misalnya. Banyak orang berharap, ada aplikasi pengingat jadwal shalat dalam perangkat mobile yang juga bisa menyesuaikan lokasi keberadaan penggunanya. Akhirnya, dari kebutuhan itu, Masykur membuat aplikasi mobile-nya.
Hampir sama dengan Masykur, dasar Zainal membuat aplikasi mobile adalah kebutuhan sehari-hari. Zainal membuat aplikasi jejaring sosial berbasis mobile untuk lokasi tempat kuliner. Dengan aplikasinya tersebut, ia berharap orang akan semakin mudah menemukan tempat kuliner yang tepat melalui perangkat mobile.
Sementara Sumartok, dalam pertemuan tersebut lebih menyoroti tentang bagaimana sebaiknya tata letak serta tampilan aplikasi mobile seharusnya dibuat. Menurut Sumartok, aplikasi yang baik adalah aplikasi yang tidak menyulitkan penggunanya dan bekerja sesuai fungsinya.
Pertemuan yang dihadiri para pemerhati dan pengembang mobile dari Yogyakarta, Madura, Surabaya dan sekitarnya tersebut diakhiri dengan workshop Qt Smartphone. Workshop yang dipandu Erick Kurniawan (Nokia Indonesia Community Enthusiasts Lead) tersebut dimaksudkan agar para mobile developer dapat langsung berpraktek mengembangkan aplikasi mobile dengan software Qt.
• KOMPAS
Responses
0 Respones to ""Mobile Developer" Didorong Kembangkan Aplikasi Lokal"
Posting Komentar