JAKARTA, KOMPAS.com - Satya Witoelar dan kawan-kawannya di Koprol tak pernah menyangka bahwa Koprol akan menjadi sebesar sekarang. Berawal dari proyek iseng-iseng sekelompok karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan bernama Skyeight, Koprol kini diakuisisi Yahoo! dan akan online di beberapa negara.
"Koprol adalah proyek sampingan yang dibuat karyawan Skyeight. Kami terbiasa membuat software untuk proyek-proyek perusahaan luar negeri, tapi tidak banyak yang tahu. Saat membuat Koprol kami hanya ingin coba buat Social Network dengan gaya kami sendiri," kenang Satya Witoelar saat ditemui KOMPAS.com usai berbagi cerita kepada para peserta Yahoo! Community Town Hall di @america, Pacific Place, SCBD, Jakarta, Jumat (6/5/2011) kemarin.
Satya dan teman-temannya tak menyangka Koprol berkembang dan membentuk komunitas dengan sendirinya. "Awalnya publik tahu dari stasiun televisi Nasional, lalu orang-orang mulai ngomongin dan mulai gabung di Koprol. Kami nggak menyangka, produk yang awalnya hanya iseng-iseng saja, hanya untuk kepuasan kami para developer, ternyata justru yang paling sukses, bukan hanya diketahui banyak orang," ungkap lelaki kelahiran 19 Oktober 1975 ini.
Setelah mulai dikenal banyak orang, pada akhir 2009 para pendiri Koprol bertemu dengan Yahoo di sebuah acara. Dalam acara tersebut Yahoo! bertemu berbagai komunitas start up lokal Indonesia. "Saat itu Yahoo belum ada di Indonesia. Yahoo sedang mencoba menggaet komunitas start up yang ada di Indonesia. Selama dua hari bertemu developer Internasional, kami merasa kok bisa nyambung. Kami kira tidak akan ada pertemuan lagi, karena setelah itu tidak ada kontak sama sekali. Tiba-tiba Mei 2010 kami langsung ditawari akuisisi," jelas penyuka bola Basket dan Tennis ini.
Tahun 2010, sebelum akuisisi jumlah pengguna Koprol hanya 75.000. Setelah akuisisi, jumlah pengguna Yahoo! Koprol bertambah hingga 1,5 juta orang dan menghasilkan 80 komunitas baru berbasis lokasi. Dalam waktu dekat, Yahoo! Koprol akan mulai online di Filipina, sebelum merambah ke negara-negara lainnya.
"Ini tantangan buat kami, bisa nggak sih Koprol dipakai di negara lain?" ujar putera Wimar Witoelar ini dengan bersemangat. Ia menambahkan, ada perbedaan yang terasa setelah Koprol diakuisisi Yahoo! yakni dalam hal pendanaan dan fasilitas. "Sekarang nggak boleh ada lagi keluhan 'adoh ga ada duit'. Sekarang mau ngapain aja bisa. Makanya sekarang tim kami harus bisa membuktikan Koprol akan bisa digunakan di negara-negara lain," tambah Satya.
Koprol sebelum akuisisi lebih fokus pada aplikasi mobile, sedangkan format website hanya sebagai pendukung. Kini, setelah akuisisi, Koprol memiliki full website juga pengembangan untuk berbagai aplikasi di perangkat bergerak.
"Kini ada aplikasi Java Network untuk BalckBerry, lalu nanti menyusul Android, iPhone, Playbook. Kami bukan mengikuti teknologi tapi lebih melihat Indonesia senangnya menggunakan apa, itu yang dikembangkan," papar Satya.
Dengan akuisi dengan Yahoo! kini Satya dan teman-temannya dalam tim Koprol otomatis berpindah kantor ke kantor PT. Yahoo Indonesia di Pacific Place. "Mulai minggu depan kami pindah kantor," ujar Satya.
Untuk jumlah karyawan, Satya mengaku telah menambah staf yang semula 11 orang kini menjadi 22 orang. Sebelum mengakhiri wawancara, Satya mengucap satu hal yang menarik. "Koprol adalah produk anak bangsa yang besar karena pers dan komunitasnya. Saya berterima kasih kepada rekan-rekan pers yang sudah membantu sosialisasi Koprol hingga bisa dikenal banyak orang dan kini bisa membentuk banyak komunitas," tutup Satya.
• KOMPAS
Label: Aplikasi, Internet
Responses
0 Respones to "Koprol, Sebelum dan Sesudah Akuisisi dengan Yahoo!"
Posting Komentar