"Prospek TV berbayar di Indonesia, kalau kita lihat dari sisi persaingan dan minat masyarakat, tidak terlalu mudah untuk dikembangkan ," kata Tifatul Sembiring di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, masyarakat di Indonesia belum seluruhnya terdidik dengan baik soal TV berbayar karena cenderung menyukai hal-hal yang sifatnya bebas biaya alias gratis terutama untuk urusan menonton siaran televisi.
Namun Menteri berpendapat, peluang dan potensi untuk mengembangkan TV berbayar di Tanah Air sesuangguhnya masih sangat besar.
"Jumlah penduduk kita yang besar lebih dari 237 juta jiwa ditambah dengan kepemilikan TV yang semakin meluas, ini potensi yang sangat besar," katanya.
Tetapi Tifatul mengakui sampai saat ini pelanggan TV berbayar di tanah air masih terbatas di kalangan tertentu saja sehingga perlu ada upaya keras bagi operator TV berbayar untuk memperluas pangsa pasarnya.
"Operator TV berbayar di Indonesia, belum ada yang bisa mencapai satu juta pelanggan," katanya.
Pihaknya mendorong operator untuk mulai menggarap pangsa pasar yang masih terbuka lebar. Namun ia menekankan agar konten yang ditawarkan memiliki kekuatan untuk membangun karakter bangsa.
Sebelumnya Media Partners Asia Market Report pada 2010, melaporkan rata-rata penetrasi pelanggan TV berbayar di Indonesia diperkirakan akan mencapai tujuh persen pada 2014 dengan total jumlah pelanggannya mencapai 2,5 juta pelanggan.
Pada 2009, jumlah pelanggan TV berbayar hanya 920.000 pelanggan, jumlah itu diperkirakan akan tumbuh tujuh persen menjadi 2,5 juta. Lebih lanjut angka pertumbuhan itu akan berkembang signifikan menjadi sembilan persen pada 2020 dengan total jumlah pelanggan TV berbayar mencapai 3,8 juta.
Populasi di Indonesia dinilai sangat potensial dengan jumlah penduduk mencapai 237 juta jiwa, GDP perkapita 4,300 dolar AS, dan kepemilikan TV mencapai 35 juta.
• Tribunnews Label: Teknologi Informasi
Responses
0 Respones to "Menkominfo; Tak Mudah Kembangkan Layanan Televisi Berbayar"
Posting Komentar