REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Konsep Cyber City perlu segera diimplementasikan di Jakarta, agar ibukota mampu mengomptimalkan potensi yang dimiliki dam memberikan kesejahteraan yang lebih baik di masa depan.
''Cyber city menjadi sebuah solusi untuk mengoptimalkan potensi yang ada di Jakarta,'' kata Direktur Utama Pusat Pengelola Kompleks Kemayoran (PPKK) Hendardji Soepandji. Menurut Hendardji, dukungan teknologi informasi akan memberi dampak positif bagi pengelolaan dan manajemen Jakarta secara keseluruhan.
''Tidak saja meningkatkan pendapatan asli daerah ibukota, namun juga meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban masyarakat, serta ksejahteraan masyarakat,'' kata Hendardji. Menurut salah satu calon gubernur DKI Jakarta ini, sejumlah kota metropolitan dunia semakin sukses setelah mengimplementasikan konsep Cyber city.
Hendardji kemudian menunjuk Cina. Pertumbuhan Cina yang pesat disebut Hendardji karena dukungan teknologi komunikasi dan informasi. ''Saatnya Jakarta menerapkan konsep serupa,'' kata Hendardji.
Ihwal Cyber City sendiri Hendardji berjanji akan merealisasikannya apabila terpilih menjadi gubernur. ''Ini akan menjadi program prioritas saya,'' kata Hendardji.
Program ini akan diimplementasikan pada tahun ketiga ia menjabat. ''Perlu waktu untuk menyiapkan. Konsep ini harus integratif, tidak bisa spasial. Ini soal kemauan, kalau ada kemauan '' katanya,
Dengan demikian seluruh stake holder yang ada di Jakarta harus diintegrasikan pada sistem ini. Diakui bahwa untuk pengembangan program ini membutuhkan dukungan dana besar, '' Biayanya bisa mencapai Rp 10 - Rp 20 triliun,'' papar Hendardji.
Namun ia optimistis bahwa dana besar yang digelontorkan untuk program ini akan 'kembali' dalam bentuk lain. ''APBD DKI yang saat ini Rp 28 triliun akan mengalami peningkatan signifikan, polisi akan lebih mudah melakukan pengawasan wilayah dan menjaga keamanan masyarakat,'' katanya memberi contoh.
GM Corporate Communication Telkomel, Ricardo Indra yang diminta komentarnya soal konsep Jakarta Cyber City menyatakan bahwa hal itu bisa diwujudkan. ''Harus dilakukan secara bertahap dan bisa dimulai dengan pilot project,'' kata Indra.
Dalam pandangan Indra, untuk menuju Cyber City perlu dikembangjkan infrastruktur untuk publik terlebih dahulu. ''Mislanya hot spot. Ini yang harus diperbanyak di Jakarta. Diluar layana hotspot berbayar yang telah tersedia saat ini. '' kata Indra.
Hotspot yang dimaksud Indra tersedia di area publik termasuk fasilitas layanan umum, seperti angkutan umum, shelter. ''Sehingga publik bisa mengakses internet dimana saja mereka berada,'' kata Indra. Hotpsot yang semakin banyak menjadi sebuah langkah awal pengembangan Cyber City.
Ihwal kapasitas yang diperlukan untuk akses hotspot itu sendiri, Indra menyatakan bahwa infrastruktur yang dimiliki operator cukup memadai untuk mendukungnya. Apalagi kalau dibangun infrastruktur baru, sehingga kapasitas semakin besar dan coverage juga semakin luas. ''Hotspot bisa menjadi pintu masuk pengembangan Cyber City,'' katanya.
• Republika
Label: Ilmu Pengetahuan, Internet
Responses
0 Respones to "Jakarta Cyber City, Mengapa Tidak?"
Posting Komentar