Orangutan itu merupakan tahap pertama dari program pelepasliaran 40 ekor orangutan dewasa, yang diberi nama Friends of Orangutan.
"Orangutan menjadi simbol kita untuk memperkuat konservasi, karena untuk konservasi orangutan butuh hutan yang bagus, orangutan punya habitat sendiri," kata Zulkifli Lubis, yang datang disertai sejumlah blogger pecinta lingkungan.
Zulkifli menyatakan, konsep pengelolaan terbaik bagi orangutan adalah di kawasan konservasi. "Kalau dirambah habitatnya, orangutan bisa terganggu," ujarnya.
Program pelepasliaran ini merupakan kerjasama antara Kementerian Kehutanan, PT SMART Tbk (SMART), dan APP dari Sinar Mas, dengan Orangutan Foundation International (OFI).
Program konservasi selama dua tahun ini bertujuan untuk melindungi orangutan, kera besar satu-satunya di Asia, yang saat ini terancam punah akibat perburuan dan perusakan habitat.
Managing Director Sinar Mas, Gandi Sulistiyanto, menegaskan tak ada orangutan yang dibunuh di kebun kelapa sawit milik perusahaannya.
"Kami telah bekerjasama dengan OFI untuk mendukung pelestarian orangutan dan menyumbangkan Rp 6,6 miliar untuk program Friends of Orangutan,” katanya.
Edi Saputra Suradja, vice president director PT Smart mengaku tidak bertemu orangutan saat membuka lahan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
"Tidak ada konflik dengan orangutan karena lahannya waktu itu sudah lebih rusak daripada hutan eks HPH yang digunakan untuk pelepasliaran sekarang ini," katanya.
“Orangutan juga tidak mengganggu kebun sawit karena hanya menyukai umbut (tunas muda sawit) bukan buahnya,” ucap Edi.
Enam ekor orangutan yang dilepasliarkan berjenis kelamin jantan, yaitu Benson, Ujang, Gendut, Paiton, Bangau dan Samsu.
Mereka telah menjalani proses rehabilitasi di Orangutan Care Centre and Quarantine, OFI di Pangkalan Bun selama beberapa tahun.
Sebagian besar orangutan berada di OFI merupakan hasil sitaan BKSDA, namun ada juga yang diserahkan oleh masyarakat.
"Kami sengaja melepas orangutan jantan, selain sudah waktunya dilepas juga untuk mengetahui daya jelajah mereka karena orangutan jantan pengembara bisa menjelajah jauh," kata Renie Djojoasmoro, perwakilan OFI Jakarta.
Mereka dilepasliarkan di hutan produksi yang letaknya bersebelahan dengan kebun kelapa sawit milik PT Wana Sawit Subur Lestari.
Lokasi hutan lahan gambut itu dipilih karena habitat utama orangutan adalah lahan gambut. Selain itu, letaknya dekat dengan Taman Nasional Tanjung Puting yang berada di sebelah timur hutan Seruyan.
Friends of Orangutan akan mendukung pelepasliaran 40 orangutan dewasa ke habitat asli mereka serta membantu menyediakan perawatan untuk kesejahteraan dari 330 orangutan di Pusat Perawatan OFI.(TJANDRA DEWI)
• TEMPOInteraktif Label: Fauna
Responses
0 Respones to "Enam Orangutan Dilepasliarkan di Seruyan"
Posting Komentar