INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah berencana menjalankan program konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG) pada 1 April 2012. Namun rencana ini terkendala fasilitas.
“Konversi BBM menjadi BBG masih sulit dilakukan mengingat stasiun pengisian bahan bakar ini masih sangat kurang. Pemerintah diharapkan bisa segera mengatasi masalah ini,” kata Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sudirman Maman Rusdidi acara diskusi Prediksi Pasar Mobil 2012 di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (12/1).
Saat ini di Jakarta baru ada sekitar 10 stasiun pengisian bahan bakar (SPBG) . Rencananya akan ditambah menjadi 19 SPBG. Sementara pemerintah melalui Pertamina akan membagi alat konversi bahan bakar ini secara gratis khususnya untuk angkutan umum.
Pada April 2012 diharapkan sebanyak 44.000 angkutan umum sudah beralih menggunakan gas. Selain SPBG, mahalnya harga alat konversi BBM ke BBG yang berkisar Rp10-15 juta per buah ini juga menjadi kendala.
“Mahalnya harga konverter bahan bakar ini juga menjadi kendala bagi para pengguna,” tambahnya.
Menanggapi program pembatasan BBM bersubsidi pemerintah, Sudirman mengaku belum bisa memperkirakan dampak yang akan terjadi pada pasar mobil.
“Saya masih belum bisa memperkirakan dampak pembatasan BBM ini namun kemungkinan yang terkena dampak adalah pengguna mobil kelas menengah, bukan kelas atas,” ungkap Sudirman. [mor]
• Inilah
Responses
0 Respones to "Konversi BBM Menjadi BBG Sulit Dilakukan"
Posting Komentar