Bogor (ANTARA News) - Tim dari Institut Pertanian Bogor yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, berhasil merancang "mesin pintar" untuk pemupukan.
Kepala Humas IPB Ir Henny Windarti di Bogor, Jumat menjelaskan, tim perancang itu adalah Radite P.A.S., Wawan Hermawan, B. Budiyanto, Pandu Gunawan dan M. Tahir Sapsal.
Mesin tersebut diberi nama "Mesin Pemupuk Dosis Variabel Dilengkapi dengan RTK-DGPS".
Menurut Radite, hubungan pupuk dan tanaman menjadi salah satu parameter yang akan menentukan hasil panen di samping faktor genetik, lingkungan dan budi daya.
Dalam konsep pertanian, katanya, presisi aplikasi pupuk harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan spesifik dari tanaman.
Ia menjelaskan, konsep aplikasi pemupukannnya adalah tepat dosis, tepat waktu dan tepat lokasi.
Dosis dan waktu yang tepat diberikan dengan memperhatikan variabilitas terkait kondisi tanaman dan lingkungan di lahan, katanya.
RTK-DGPS, kata dia, diperlukan agar aplikasi pupuk diberikan tepat lokasi.
"Konsep pertanian presisi adalah pertanian yang tetap berorientasi kepada produksi tinggi yang tetap menggunakan bahan kimia tapi dampak lingkungan diturunkan," katanya.
Ia mengakui bahwa memang beberapa bahan kimia seperti pestisida dan herbisida masih digunakan dalam mesin ini, namun penggunannya tepat takaran.
Mengenai cara kerja mesinnya, kata dia, pertama, bagian kamera yang dibawa oleh pesawat melakukan pengamatan.
Dengan cara itu bisa ditentukan kapan pemupukan harus dilakukan plus dosis yang harus diberikan kepada tanaman.
Untuk ketepatan lokasi, mesin ini dibantu GPS. "Dari kamera tersebut bisa terlihat mana saja tanaman yang harus diberikan pupuk dengan dosis yang banyak atau dosis yang sedikit," katanya.
Sementara itu, untuk ketepatan pemberian dosis, mesin ini dilengkapi dengan perangkat kontroler dosis dan kontroler pengubah dosis, sehingga mesin ini bisa memberikan dosis sesuai kebutuhan tanaman.
Ia mengatakan, kelebihan bertani dengan menggunakan mesin pemupuk dosis variabel yang dilengkapi RTK-DGS dengan sistem pertanian konvensional adalah dampak lingkungan lebih terkendali karena penggunaan pupuk kimia yang sesuai kebutuhan.
Selain itu, katanya, juga dapat meningkatkan produktivitas tanaman.
Sementara, sistem pertanian konvensional biasanya dilakukan secara merata tanpa diketahui apakah tanaman tersebut memerlukan pupuk atau tidak, sehingga berdampak kepada lingkungan yang semakin menurun kualitasnya.(A035/M026)
(Antara)
Label:
IPB
Responses
0 Respones to "IPB rancang "mesin pintar" pemupukan"
Posting Komentar