Produsen mobil kakap dunia saling adu kekuatan. Tak ada mobil lokal.
Mobil listrik karya Dasep Ahmadi |
Indonesia kini punya hajatan besar tingkat internasional, 20th Indonesia International Motor Show. Pameran otomotif terbesar ini diselenggarakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, 20-30 September 2012.
Produsen mobil kelas kakap dunia saling adu kekuatan. Mereka memamerkan produk terbaru dengan desain menawan dan fitur canggih di booth yang didesain megah.
Sayangnya, hajatan ini tak dihadiri pabrikan mobil dalam negeri yang sedang getol menawarkan mobil nasional Esemka dan mobil listrik Dasep Ahmadi. Mereka kalah pamor dari pabrikan Jepang, Eropa, Amerika, China, Korea, bahkan India.
Tak cuma kalah di pameran, pemerintah pun sepertinya tidak mengedepankan mobil-mobil karya anak negeri ini. Terbukti, dalam pidato pembukaan pameran, 21 September lalu, Wakil Presiden Boediono sama sekali tidak menyinggung mobil nasional.
Dalam pidato yang ditunggu-tunggu praktisi otomotif dunia itu, Wapres hanya menyoroti mobil hybrid dan penggunaan bahan bakar gas sebagai alternatif bahan bakar minyak (BBM), agar bisa menekan emisi bahan bakar dan tidak menghabiskan uang subsidi. Boediono bahkan tak menyinggung mobil rendah biaya dan ramah lingkungan atau Low Cost and Green Car (LCGC).
Padahal, kebijakan tentang LCGC sedang menjadi pembicaraan hangat, setelah Grup Astra bersama mitranya Toyota dan Daihatsu memperkenalkan Agya dan Ayla sebagai karya kolaborasi untuk mengikuti program mobil murah.
Mobil listrik nasional tengah menggeliat setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengumpulkan "putra petir" untuk membangun kendaraan nol emisi itu. Putra petir merupakan sebutan bagi orang-orang pintar lokal yang sudah memiliki konsep kendaraan listrik.
Menteri yang nyentrik ini pun terus mendukung dan mempromosikan hasilnya. Dia rela pagi-pagi mengetes citycar hijau dari Depok, markas pembuatan mobil listrik itu ke Jakarta.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga turut memberi dukungan penuh pada proyek ini. Maklum saja, perusahaan penjual setrum ini mengalami penurunan beban saat malam hari.
"Alangkah baiknya bila energi malam hari ini dimanfaatkan untuk mengisi baterai mobil," kata Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, kepada VIVAnews di ruang kerjanya, Jakarta, beberapa waktu lalu. (art)
Responses
0 Respones to "Mobil Listrik yang (Tidak) Terlupakan"
Posting Komentar