Jakarta - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, Semen Gresik akan menjadi salah satu unggulan pemasaran internasional yang terbesar di Asia Tenggara. Semen Gresik akan mengalahkan Siam Cement Thailand. “Ini produk unggulan internasional kita,” kata Dahlan di sela-sela peresmian Pabrik Tuban IV Semen Gresik di Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu, 13 Oktober 2012.
Selama beberapa tahun terakhir, Siam Cement menjadi raksasa semen Asian Tenggara dengan produksi sekitar 21 juta ton per tahun. Semen Gresik, yang sebelumnya terbesar kedua Asia Tenggara, produksinya sudah mencapai 26 juta ton per tahun hingga 2012. Itu artinya, posisinya kini menyalip jadi nomor satu.
Realitas produksi sebesar itu, kata Dahlan, jelas menjadi pencapaian besar. Setidaknya, Semen Gresik pada masa mendatang akan menjadi unggulan internasional dengan pasar ke Burma, Vietnam, Kamboja, dan Singapura. Negara-negara tersebut rata-rata penduduknya berjumlah antara 50 juta hingga 77 juta jiwa. “Negara tersebut akan menjadi pangsa pasar semen strategis,” kata dia.
Dahlan meminta tak ada yang meributkan rencana perubahan nama Semen Gresik menjadi Semen Indonesia. Kalaupun berganti nama, lokasi dan perkantoran berada di Kabupaten Gresik, termasuk pajak dan sebagainya. Kalaupun muncul protes, dianggap wajar. Sebab, protes juga dari Padang atau dari lainnya. “Perubahan ini dibuat untuk tujuan mulia,” kata dia.
Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto mengatakan, konstruksi Pabrik Tuban IV tuntas dalam waktu 30 bulan, terhitung sejak 30 September 2009 dan selesai Maret 2012. Proyek Tuban IV dikerjakan dengan investasi Rp 3,18 triliun. Tenaga kerjanya menyerap sebanyak 3.900 orang. Tenaga dari Jawa Timur sebanyak 54 persen, tenaga kerja nasional 45 persen, dan sisanya satu persen tenaga kerja asing.
Semen Gresik, kata dia, juga tengah melakukan ekspansi untuk memperkuat posisi sebagai perusahaan semen terkemuka di Asia Tenggara. Untuk itu, bersamaan dengan proyek Tuban IV, perusahaan tengah merampungkan proyek Semen Tonasa V di Sulawesi dengan kapasitas 3 juta ton dan akan segera beroperasi. “Proyek ini segera beroperasi,” dia memaparkan.
Dwi mengatakan sudah melakukan sejumlah hal guna mengembangkan dan meningkatkan produksi semen, di antaranya perusahaan akan segera membangun pabrik baru di Padang, Sumatera Barat, dan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kedua pabrik tersebut, masing-masing, berkapasitas 3 juta ton per tahun.
Selama beberapa tahun terakhir, Siam Cement menjadi raksasa semen Asian Tenggara dengan produksi sekitar 21 juta ton per tahun. Semen Gresik, yang sebelumnya terbesar kedua Asia Tenggara, produksinya sudah mencapai 26 juta ton per tahun hingga 2012. Itu artinya, posisinya kini menyalip jadi nomor satu.
Realitas produksi sebesar itu, kata Dahlan, jelas menjadi pencapaian besar. Setidaknya, Semen Gresik pada masa mendatang akan menjadi unggulan internasional dengan pasar ke Burma, Vietnam, Kamboja, dan Singapura. Negara-negara tersebut rata-rata penduduknya berjumlah antara 50 juta hingga 77 juta jiwa. “Negara tersebut akan menjadi pangsa pasar semen strategis,” kata dia.
Dahlan meminta tak ada yang meributkan rencana perubahan nama Semen Gresik menjadi Semen Indonesia. Kalaupun berganti nama, lokasi dan perkantoran berada di Kabupaten Gresik, termasuk pajak dan sebagainya. Kalaupun muncul protes, dianggap wajar. Sebab, protes juga dari Padang atau dari lainnya. “Perubahan ini dibuat untuk tujuan mulia,” kata dia.
Direktur Utama Semen Gresik Dwi Soetjipto mengatakan, konstruksi Pabrik Tuban IV tuntas dalam waktu 30 bulan, terhitung sejak 30 September 2009 dan selesai Maret 2012. Proyek Tuban IV dikerjakan dengan investasi Rp 3,18 triliun. Tenaga kerjanya menyerap sebanyak 3.900 orang. Tenaga dari Jawa Timur sebanyak 54 persen, tenaga kerja nasional 45 persen, dan sisanya satu persen tenaga kerja asing.
Semen Gresik, kata dia, juga tengah melakukan ekspansi untuk memperkuat posisi sebagai perusahaan semen terkemuka di Asia Tenggara. Untuk itu, bersamaan dengan proyek Tuban IV, perusahaan tengah merampungkan proyek Semen Tonasa V di Sulawesi dengan kapasitas 3 juta ton dan akan segera beroperasi. “Proyek ini segera beroperasi,” dia memaparkan.
Dwi mengatakan sudah melakukan sejumlah hal guna mengembangkan dan meningkatkan produksi semen, di antaranya perusahaan akan segera membangun pabrik baru di Padang, Sumatera Barat, dan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kedua pabrik tersebut, masing-masing, berkapasitas 3 juta ton per tahun.
@ Tempo.Co
Responses
0 Respones to "Semen Gresik Terbesar di Asia Tenggara "
Posting Komentar