JAKARTA - Selama sepekan menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di provinsi Riau, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah menyebar sedikitnya 38,4 ton garam saat melakukan modifikasi cuaca (TMC) di langit Riau.
Kepala UPT Hujan Buatan BPPT, Heru Widodo saat ditemui di kantornya, Kamis (27/6) mengatakan, penyemaian garam tersebut dilakukan menggunakan enam pesawat Hercules dan dua pesawat CASA milik TNI AU.
"Total kita sudah terbang melakukan penyemaian sebanyak 6 sorti menggunakan 4 Hercules kapasitas 4 ton garam dan 2 pesawat CASA kapasitas 1,2 ton garam. Ditambah water bombing dengan 3 unit Helicopter," kata Heru.
Dia mengklaim sejak program TMC dilakukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau, pada hari pertama sudah terjadi hujan dalam kapasitas kecil. Hal itu karena tim menemui kendala dengan cuaca yang panas.
"Tim sempat terkendala dengan cuaca yang kering sehingga sulit membentuk awan hujan. Tapi setelah dioptimalkan, hasilnya pada hari keempat sudah terjadi hujan di sebagian besar wilayah Karhutla," jelas Heru.
Saat ini tambah Heru, jumlah hot spot sudah bisa ditekan hingga tersisa sebanyak 6 titik. Namun pihaknya memprediksi daerah Riau masih rawan Karhutla sampai empat bulan ke depan bila semua elemen masyarakat tidak bersama-sama mengantisipasi pembakaran lahan dan hutan.
"Kita diuntungkan dengan sudah hilangnya badai Bebinca. Hari ini juga memprediksi akan turun hujan dalam intensitas tinggi. Tapi Riau masih rawan karena kemarau masih akan terjadi empat bulan ke depan," pungkasnya. (fat/jpnn)
Kepala UPT Hujan Buatan BPPT, Heru Widodo saat ditemui di kantornya, Kamis (27/6) mengatakan, penyemaian garam tersebut dilakukan menggunakan enam pesawat Hercules dan dua pesawat CASA milik TNI AU.
"Total kita sudah terbang melakukan penyemaian sebanyak 6 sorti menggunakan 4 Hercules kapasitas 4 ton garam dan 2 pesawat CASA kapasitas 1,2 ton garam. Ditambah water bombing dengan 3 unit Helicopter," kata Heru.
Dia mengklaim sejak program TMC dilakukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau, pada hari pertama sudah terjadi hujan dalam kapasitas kecil. Hal itu karena tim menemui kendala dengan cuaca yang panas.
"Tim sempat terkendala dengan cuaca yang kering sehingga sulit membentuk awan hujan. Tapi setelah dioptimalkan, hasilnya pada hari keempat sudah terjadi hujan di sebagian besar wilayah Karhutla," jelas Heru.
Saat ini tambah Heru, jumlah hot spot sudah bisa ditekan hingga tersisa sebanyak 6 titik. Namun pihaknya memprediksi daerah Riau masih rawan Karhutla sampai empat bulan ke depan bila semua elemen masyarakat tidak bersama-sama mengantisipasi pembakaran lahan dan hutan.
"Kita diuntungkan dengan sudah hilangnya badai Bebinca. Hari ini juga memprediksi akan turun hujan dalam intensitas tinggi. Tapi Riau masih rawan karena kemarau masih akan terjadi empat bulan ke depan," pungkasnya. (fat/jpnn)
Responses
0 Respones to "BPPT Sudah Semai 38,4 ton Garam di Riau"
Posting Komentar