Medan - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti M Hatta mendorong negara-negara di Asia Pasifik bekerja sama dalam penyusunan kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang bisa menjadi solusi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan.
"Saya harap kerja sama iptek bisa menjadi solusi bagi krisis ekonomi, menjawab kebutuhan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan," kata Menristek saat memberi sambutan pada acara Third Senior Official Meeting (SOM3) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), di Medan, Senin.
Tiga hal yang ditekankan dalam kerja sama ini, ujar dia, adalah peningkatan kapasitas iptek seperti pelatihan dan berbagi pengalaman, menciptakan lingkungan inovatif, seperti pentingnya renumerasi, hak kekayaan intelektual dan royalti serta konektivitas di antara negara-negara anggota APEC.
Kelompok Kerja Policy Partnership on Science, Technology and Innovation (PPSTI) pada 2013-2015 dipimpin Indonesia di mana APEC PPSTI ini merupakan bagian dari pertemuan pejabat senior ke-3 (SOM3) APEC yang berlangsung pada 22 Juni hingga 6 Juli 2013.
Deputi bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) Agus Rusyana Hoetman yang menjadi Ketua Chief Science Advisors bersama Peter Gluckman dari Selandia Baru, mengatakan, forum ini harus dapat diterjemahkan ke dalam berbagai program nyata yang merupakan faktor penentu pembangunan ekonomi kawasan.
"Inti pertemuan adalah mendorong pemerintah regional APEC menggunakan riset ilmiah untuk menentukan kebijakan iptek dan inovasi di setiap ekonomi APEC," katanya.
Setiap ekonomi APEC mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, baik dari kebijakan hulu, proses teknologi, ataupun kebijakan hilir, sehingga dengan bekerja sama dan berbagi pengalaman merupakan langkah yang baik, terlebih dalam konteks perdagangan bebas, ujarnya.
APEC PPSTI ini merupakan transformasi dari APEC Industrial Science and Technology Working Group (APEC ISTWG) ke-42 dalam rangkaian KTT APEC 2012 di Rusia yang ditujukan dengan harapan untuk meningkatkan dialog dan kerja sama dengan pelaku bisnis regional APEC.
Tahun 2013 Indonesia kembali menjadi ketua dan tuan rumah Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dengan tema "Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth", di mana sebelumnya kepemimpinan APEC pernah dipegang pada tahun 1994.
APEC 2013 di Indonesia dilaksanakan melalui beberapa pertemuan, yaitu Informal Senior Official Meeting (iSOM) di Jakarta, Senior Official Meeting I di Jakarta, Senior Official Meeting II di Surabaya, Jawa Timur, Senior Official Meeting III di Medan, Sumatera Utara, serta Konferensi Tingkat Tinggi di Denpasar, Bali.
SOM3 APEC dihadiri oleh 18 perwakilan dari 21 anggota APEC, yaitu Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, China, Hongkong-China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua New Guinea, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
"Saya harap kerja sama iptek bisa menjadi solusi bagi krisis ekonomi, menjawab kebutuhan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan," kata Menristek saat memberi sambutan pada acara Third Senior Official Meeting (SOM3) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), di Medan, Senin.
Tiga hal yang ditekankan dalam kerja sama ini, ujar dia, adalah peningkatan kapasitas iptek seperti pelatihan dan berbagi pengalaman, menciptakan lingkungan inovatif, seperti pentingnya renumerasi, hak kekayaan intelektual dan royalti serta konektivitas di antara negara-negara anggota APEC.
Kelompok Kerja Policy Partnership on Science, Technology and Innovation (PPSTI) pada 2013-2015 dipimpin Indonesia di mana APEC PPSTI ini merupakan bagian dari pertemuan pejabat senior ke-3 (SOM3) APEC yang berlangsung pada 22 Juni hingga 6 Juli 2013.
Deputi bidang Jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) Agus Rusyana Hoetman yang menjadi Ketua Chief Science Advisors bersama Peter Gluckman dari Selandia Baru, mengatakan, forum ini harus dapat diterjemahkan ke dalam berbagai program nyata yang merupakan faktor penentu pembangunan ekonomi kawasan.
"Inti pertemuan adalah mendorong pemerintah regional APEC menggunakan riset ilmiah untuk menentukan kebijakan iptek dan inovasi di setiap ekonomi APEC," katanya.
Setiap ekonomi APEC mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, baik dari kebijakan hulu, proses teknologi, ataupun kebijakan hilir, sehingga dengan bekerja sama dan berbagi pengalaman merupakan langkah yang baik, terlebih dalam konteks perdagangan bebas, ujarnya.
APEC PPSTI ini merupakan transformasi dari APEC Industrial Science and Technology Working Group (APEC ISTWG) ke-42 dalam rangkaian KTT APEC 2012 di Rusia yang ditujukan dengan harapan untuk meningkatkan dialog dan kerja sama dengan pelaku bisnis regional APEC.
Tahun 2013 Indonesia kembali menjadi ketua dan tuan rumah Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) dengan tema "Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth", di mana sebelumnya kepemimpinan APEC pernah dipegang pada tahun 1994.
APEC 2013 di Indonesia dilaksanakan melalui beberapa pertemuan, yaitu Informal Senior Official Meeting (iSOM) di Jakarta, Senior Official Meeting I di Jakarta, Senior Official Meeting II di Surabaya, Jawa Timur, Senior Official Meeting III di Medan, Sumatera Utara, serta Konferensi Tingkat Tinggi di Denpasar, Bali.
SOM3 APEC dihadiri oleh 18 perwakilan dari 21 anggota APEC, yaitu Indonesia, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, China, Hongkong-China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua New Guinea, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Responses
0 Respones to "Menristek berharap APEC jadikan iptek solusi ekonomi"
Posting Komentar