JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia harus memanfaatkan peluang relokasi industri di tengah ketidakpastian bencana maupun ekonomi Asia dan global. Sekretaris Jendral Departemen Komunikasi dan Informatika RI, Basuki Yusuf Iskandar menjelaskan ada rasa ketidakpercayaan dari produsen teknologi terhadap kondisi yang dapat mengganggu produksi usahanya, seperti bencana alam maupun ketidakpastian kondisi perekonomian.
Seperti kita ketahui, negara tetangga kita Thailand sedang menghadapi masalah banjir yang berkepanjangan yang mengakibatkan perekonomian dan industrinya kolap. Salah satu industri yang paling menderita akibat banjir ini adalah industri teknologi informasi (TI). Kabar terakhir menyebutkan beberapa produsen hard disk, seperti Western Digital dan Toshiba telah menutup pabriknya di Thailand.
Kondisi ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan para produsen khususnya produk TI dengan mengajak mereka untuk berinvestasi di Indonesia.
"Mudah-mudahan kita mendapat tempat atau mungkin ada kekosongan pasar yang dapat diisi oleh Indonesia," ujar Basuki selepas membuka Pameran Indocomtech di Jakarta Convention Center Jakarta, Rabu (2/11/2011).
Masalahnya, Indonesia belum memiliki peta jalan (road map) yang dapat menjadi pijakan bagi pelaku industri di tanah air untuk memanfaatkan peluang emas tersebut. Road map yang dimaksud adalah menyatukan semua industri yang berhubungan dengan IT baik perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), Internet hingga sambungan telepon.
"Kita akan duduk bersama dengan beragam instansi, merumuskan semuanya. Belum tahu bentuknya seperti apa karena kita baru akan bertemu dengan industri terkait," jelasnya.
• KOMPAS
Responses
0 Respones to "Indonesia Harus Ambil Peluang Relokasi Industri TI"
Posting Komentar